Restorasi Situs Liyangan Di Temanggung
Situs Liyangan terletak di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung berada 700-1200 mdpl.Situs yang berada di Desa wisata Purbosari dahulu ditemukan di lahan penambangan pasir mirip batu candi 7-12 meter dari permukaan tanah tahun 2008.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng (BPCB) Jawa Tengah pernah melakukan restorasi situs Liyangan yang berada di lereng Sndoro pada tanggal 11 November 2021 atau sekitar 2 tahun lalu.
Tujuan dari restorasi dilakukan BPCB Jawa Tengah pemugaran sejumlah bangunan bersejarah di kawasan Situs Liyangan. Restorasi atau pemugaran fokus pada bagian petirtaan, talud dan struktur batu di halaman tiga.
Restorasi telah dilaksanakan beberapa tahap di bagian talud di bulan Mei sampai Agustus 2021,sedangkan bagian petirtaan Agustus hingga November 2021. Bagian struktur batur bangunan situs Liyangan telah selesai dipugar Desember 2021
Restorasi Gunakan Batu Baru Gantikan Batu Asli yang Hilang
Restorasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng (BPCB) Jawa Tengah bertujuan menggantikan batu lama yang hilang dengan batu baru agar lebih kokoh. Penggantian batu menyesuaikan dengan kondisi batu asli yakni batu andesit hitam, putih atau andesit merah.
Kesemuanya itu supaya bangunan situs Liyangan utuh kembali menyerupai mirip seperti aslinya. Penting diketahui, bangunan candii yang selesai direstorasi merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Situs Liyangan Disiapkan Jadi Cagar Budaya Nasional
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng (BPCB) Jawa Tengah restorasi situs Liyangan di Temanggung 2 tahun lalu di tahun 2021.Tampaknya ada tujuan lain tidak hanya supaya utuh saja tetapi disiapkan menjjadi cagar budaya nasional.
Itulah mengapa kemudian menyiapkan dengan melakukan restorasi beberapa bangunan candi Situs Liyangan. Dibagian yang rusak selama Juli sampai Desember 2021karena disiapkan ke level nasional sebagai cagar budaya nasional 2023.
Alasan Situs Liyangan Jadikan Cagar Budaya Nasional
Lokasi situs terletak di Temanggung di lereng Gunung Sindoro tidak salah, nilai seni sejarah pada situs Liyangan tinggi sehingga layak mengangkatnya ke level nasional. Kemudian dianggap palling lengkap baik segi peninggalan sejarah atau arkeologi dan peradapannya membuat naik ke level nasional.
Menurut arkelog senior Junus Satrio Atmojo yang juga anggota tim cagar budaya nasional menyebut situs Liyangan ada nilai penting kemudian informasi berharga. Informasi berharga dalam hal ini bukan saja peninggalan sejarah berupa candi, teras batu melainkan peradapan yang ada dibaliknya.
Situs Liyangan menyimpan berbagai peninggalan sejarah dari lingga dan yoni bukti dahulu adanya ritual pemujaan Dewa Syiwa. Ditemukannya keramik dari Cina era Dinasti Tang sekitar abad ke 8-9 menunjukkan adanya peradapan itulah sudah selayaknya masuk cagar budaya nasional.
Situs Liyangan Petilasan Mataram Kuno
Pertama kali ditemukan tahun 2008 oleh penduduk setempat saat melakukan penambangan pasir di lereng Gunung Sindoro tepatnnya Dusun Liyangan di Desa Porbosari.
Situs Liyangan dugaan Mataram Kuno setelah ditemukan Prasasti Rukam berangka 907 peninggalan Rakai Watukura Dyah Balitung. Dalam prasati menyebut Desa Rukam masuk negeri agung hancur oleh letusan gunung Sindoro.
Pada saat ditemukan situs Liyangan seluas 8,12 hektar dengan zona penunjang 18 hektar dugaan kuat merupakan pemukiman padat penduduk era Mataram Kuno. Selain itu menjadi bagian sejarah Mataram Kuno periode 732 -924 Masehi terdiri pemukiman penduduk,tempat area pertanian.*
0 Komentar